belajar untuk hidup, hidup untuk belajar
Senin, 10 Januari 2011
belajar untuk hidup, hidup untuk belajar: Cara menghitung volume besi beton bertulangJanuar...
belajar untuk hidup, hidup untuk belajar: Cara menghitung volume besi beton bertulangJanuar...: "Cara menghitung volume besi beton bertulangJanuary 19th, 2010 | Besi pada konstruksi beton bertulang berfungsi sebagai panahan tegangan ..."
Senin, 03 Januari 2011
Pengawasan dan Pengendalian Waktu Pekerjaan (Time Control)
Pengawasan dan Pengendalian Waktu atau bisa kita sebut dengan penjadwalan merupakan alat yang diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek dengan beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umumnyadapat dibayangkan sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar dimana selain jumlah kegiatan yang sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak mungkin lagi diolah dalam pikirran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit, jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun perlu disadari bahwa perubhan-perubahan dapat saja terjadi dimasa mendatang dan akan mempengaruhi pola rencananya sendiri.
Penjadwalan adalah berfikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat.
Mengenai adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat jadwal yang cukup efektif yaitu:
1. Secara teknis jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan
2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber daya, serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya.
3. Sesui dengan sumber daya yang tersedia
4. Sesui dengan penjadwalan proyek lain, yang mempergunakan sumber daya yang sama
5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahab, misalnya perubahan spesifikasi proyek.
6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang di capai dan pengendalian kemajuan proyek.
7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.
Teknis penjadwalan proyek juga dapat menggunakan bar chart. Mereka ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsure waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan dan pada saat pelaporan.
Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menunjukkan periode waktu yang dapat berupa hari, minggu, ataupun bulan. Selain metode bar chart dapat juga dipakai metode kurva S yang merupakan hasil plot dari bar chart, bertujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu pengamatan progress pelaksanaan proyek.
Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama durasi proyek tersebut. Cara membuat kurva S adalah:
1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.
2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi total pekerjaan dikalikan 100%.
3. Setelah bobot tiap item pekerjaan dihitung, kemudian bobot item tersebut didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas.
4. Setelah jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlah secara komulatif.
5. Angka komulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y dalam grafik dan waktu pada sumbu y.
6. Dengan menghubungkan semua titik-titik maka akan di dapat kurva S.
Grafik dari hasil pembuatan kurva S dapat kita lihat apakah proyek tersebut mengalami keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat instensitas pekerjaan. Kemiringan curam menunjukkan pada saat itu pekerjaan besar (intensitas tinggi) dan kemiringan andai menunjukkan pekerjaan pada saat itu sedikit.
Dari penjelasan diatas, maka sekitar kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap waktu pekerjaan proyek dapat menjadi suatu tantangan bagi manajer proyek untuk dapat mencapai sasaran proyek dengan baik.
tes batas cair liquid limit tanah
Tes batas cair tanah ( liquid limit ) ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair.
Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu tanah berobah dari keaadan cair menjadi keadaan plastis.
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tes batas cair ( liquid limit ) tanah adalah:
a. Alat batas cair standard.
b. Alat pembuat alur ( grooving tool ).
c. Sendok dempul ( Spatula ).
d. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
e. Neraca denganketelitian 0,01 gram.
f. Cawan kadar air minimal 4 buah.
g. Spatula dengan panjang 12,5 cm.
h. Botol tempat air suling.
i. Air suling.
j. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
( 110 ± 5 )º C.
Benda uji yang yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan tes batas cair tanah adalah:
Benda uji berupa tanah dapat dipersiapkan dengan carasebagai seperti berikut:
a. Jenis - jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hamper semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm . Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm .
b. Jenis - jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang lebih kasar dari saringan 0,42 mm. Keringkan cotoh diudara sampai bias disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan ,42 mm.
Cara melakukan Tes batas cair ( liquid limit ) adalah :
a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalm pelat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit demi sedikit, sampai homogen.
c. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan diletakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaan sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
d. Buatlah alur dengan jalanmembagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur ( grooving tool ) melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur ( grooving tool ) tegak lurus permukaan mangkok.
e. Putarlah alat edemikian, sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2 putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira – kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan.
f. Ulang ( c ) sampai dengan ( e ) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul – betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.
g. Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merobah kadar airnya. Kemudian ulangi langkah ( b ) sampai ( f ) minimal 3 kali berturut - turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 - 10.
Perhitungan batas cair ( liquid limit ) tanah
Hasil hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa.
Buatlah garis lurus melalui titik titik itu. Jika ternyata titik - titik yang diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik - titik tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair ( liquid limit ) dari benda uji tersebut.
Hal – hal yang sebaiknya diperhatikan dalam melaksanakan tes batas cair ( liquid limit ) tanah :
c. Beberapa jenis lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalh jika proses berimpitnya dasar alur disebabkan massa tanah seolah – olah mengalir dan bukan karena bergeser. Karena terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh.
d. Srlama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.
e. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 - 30, 30 - 20, 20 - 10, sehingga akan diperoleh 3 titik.
f. Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah kohesive. Alat pembuat alur ASTM untuk tanah yang kepasiran.
Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu tanah berobah dari keaadan cair menjadi keadaan plastis.
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tes batas cair ( liquid limit ) tanah adalah:
a. Alat batas cair standard.
b. Alat pembuat alur ( grooving tool ).
c. Sendok dempul ( Spatula ).
d. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
e. Neraca denganketelitian 0,01 gram.
f. Cawan kadar air minimal 4 buah.
g. Spatula dengan panjang 12,5 cm.
h. Botol tempat air suling.
i. Air suling.
j. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
( 110 ± 5 )º C.
Benda uji yang yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan tes batas cair tanah adalah:
Benda uji berupa tanah dapat dipersiapkan dengan carasebagai seperti berikut:
a. Jenis - jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hamper semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm . Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm .
b. Jenis - jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang lebih kasar dari saringan 0,42 mm. Keringkan cotoh diudara sampai bias disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan ,42 mm.
Cara melakukan Tes batas cair ( liquid limit ) adalah :
a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalm pelat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit demi sedikit, sampai homogen.
c. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan diletakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaan sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
d. Buatlah alur dengan jalanmembagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur ( grooving tool ) melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur ( grooving tool ) tegak lurus permukaan mangkok.
e. Putarlah alat edemikian, sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2 putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira – kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan.
f. Ulang ( c ) sampai dengan ( e ) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul – betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.
g. Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merobah kadar airnya. Kemudian ulangi langkah ( b ) sampai ( f ) minimal 3 kali berturut - turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 - 10.
Perhitungan batas cair ( liquid limit ) tanah
Hasil hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa.
Buatlah garis lurus melalui titik titik itu. Jika ternyata titik - titik yang diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik - titik tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair ( liquid limit ) dari benda uji tersebut.
Hal – hal yang sebaiknya diperhatikan dalam melaksanakan tes batas cair ( liquid limit ) tanah :
a. Alat - alat yang dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam keadaan bersih dan kering.
- Periksa tinggi jatuh mangkok alat batas cair apakah sudah tepat 1,0 cm mangkok ini harus bersih, kering dan tidak goyang.
- Alat pembuat alur harus bersih , kering dan tidak aus.
- Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya.
c. Beberapa jenis lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalh jika proses berimpitnya dasar alur disebabkan massa tanah seolah – olah mengalir dan bukan karena bergeser. Karena terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh.
d. Srlama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.
e. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 - 30, 30 - 20, 20 - 10, sehingga akan diperoleh 3 titik.
f. Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah kohesive. Alat pembuat alur ASTM untuk tanah yang kepasiran.
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintas adalah upaya-upaya pemanfaatan semaksimal mungkin sistem jaringan jalan yang ada dan bisa menampung lalu lintas sebanyak mungkin atau menampung pergerakan orang sebanyak mungkin dan memperhatikan keterbatasan lingkungan ( Kapasitas Lingkungan ), memberikan prioritas untuk kelompok pengguna jalan tertentu dan penyesuaian kebutuhan kelompok pemakai jalan lainnya serta menjaga kecelakaan lalu lintas sekecil mungkin.
Melakukan pengendalian jangka pendek, gerakan gerakan manusia dan barang secara selamat ( safety ) dan efisien, serta selaras dengan lingkungan sosial ( kearifan lokal ) melalui koordinasi di dalam perencanaan implementasi berbagai elemen manejemen lalu lintas sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan satu dengan lainnya, bahka apabila memungkinkan elemen - elemen tersebut saling memperkuat.
- Aksesbilitas
- Keselamatan Lalu Lintas
- Lingkungan
- Lalu lintas lokal
- Sirkulasi lalu lintas
- Angkutan umum
- Kendara emergency
- Sepada motor dan sepada
- Pejalan kaki ( berbagai kelompok )
- Kendaraan parkir ( jenis dan lama Parkir )
- Kebutuhan aksesibilitas ( berdasarkan jenis bangunan )
- Tindakan prioritas
- Tindakan keselamatan
- Tindakan proteksi lingkungan
- tindakan pembatasan lalu Lintas ( demand management )
- Lokasi dan waktu beroperasinya manajemen lalu lintas ( perubahan pola perjalanan )
- Menghilangkan lalu lintas campuran yang di inginkan ( melarang truk pada jam - jam sibuk pagi dan sore hari )
- Kecepatan kendaraan meningkat ( eningkat akibat pengendalian yg lebih baik )
- Tetapi Kondisi lingkungan keselamatan lalu lintas harus di jaga agar tidak memburuk.
- Meningkatnya penghasilan masyarakat sehingga daya beli kendaraan bermotor meningkat.
- Kelompok kaya terkonsentasi di kota kota besar saja.
- Ruang jalan yang rendah dengan sistem jaringan yang tidak tepat.
- Tercampurnya berbagai jenis pengguna jalan pada suatu ruas jalan.
- Komposisi kendaraan yang beragam.
- Perencanaan yang tidak baik termasuk upaya - upaya pengembangan sistem angkutan umum.
- Jalan baru akan membangkitkan tambah kendaraan bermotor.
- Semakin bertambahnya jalan akan menyebabkan berkurangnya moda – moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.
- Akibat : Pengembangan Manajemen Lalu Lintas termasuk upaya – upaya street management dan demand management merupakan upya – upaya terbaik.
- Tetapkan dan proteksi hirarki jalan pada kawasan Manajemen Lalu Lintas yang di kembangkan.
- Lakukan manajemen ruang jalan ( street management ) sebagai langkah awal manajemen lalu lintas. Pisahkan arus lalu lintas menerus dan lokal.
- Lakukan prioritas terhadap angkutan umum.
- Kaitkan Manajemen Lalu Lintas dengan UTC ( Urban Traffic Control )
- Perkenalkan pembatasan lalu lintas ( demand manajemen )
- Ingat : Pejalan kaki juga merupakan bagian dari manajemen lalu lintas. Sebelum memberikan tempat untuk pergerakan memberikan tempat untuk pergerakan kendaraam bermotor fasilitas pejalan kaki harus diberikan terlebih dahulu.
- Marka jalan dan pembatasan fisik ( untuk kanalisasi dan penetapan lajur - lajur pergerakan lalu lintas.
- Konsisten didalam rancangan geometrik
- Rasionalisasi simpang ( untuk mengurangi jumlah konflik lalu lintas )
- Pengendalian parkir ( khususnya on-street parking ). Pembatasan secara fisik dan dengan tarif yang tinggi merupakan bagian dari kekang lalu lintas ( traffic restraint )
- Penetapan batas maksimum kecepatan kendaraan.
Melakukan pengendalian jangka pendek, gerakan gerakan manusia dan barang secara selamat ( safety ) dan efisien, serta selaras dengan lingkungan sosial ( kearifan lokal ) melalui koordinasi di dalam perencanaan implementasi berbagai elemen manejemen lalu lintas sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan satu dengan lainnya, bahka apabila memungkinkan elemen - elemen tersebut saling memperkuat.
Tujuan pengendalian lalu lintas adalah:- Efisiensi sistem transportasi
- Aksesbilitas
- Keselamatan Lalu Lintas
- Lingkungan
Kelompok - kelompok Konflik dalam lalu lintas terdiri dari:- Lalu lintas menerus
- Lalu lintas lokal
- Sirkulasi lalu lintas
- Angkutan umum
- Kendara emergency
- Sepada motor dan sepada
- Pejalan kaki ( berbagai kelompok )
- Kendaraan parkir ( jenis dan lama Parkir )
- Kebutuhan aksesibilitas ( berdasarkan jenis bangunan )
Instrumen Manajemen Lalu Lintas :- Tindakan peningkatan kapasitas
- Tindakan prioritas
- Tindakan keselamatan
- Tindakan proteksi lingkungan
- tindakan pembatasan lalu Lintas ( demand management )
Dampak dari Penerapan Manajemen Lalu Lintas :- Jumlah total arus lalu lintas ( seperti : berkurang akibat demand management )
- Lokasi dan waktu beroperasinya manajemen lalu lintas ( perubahan pola perjalanan )
- Menghilangkan lalu lintas campuran yang di inginkan ( melarang truk pada jam - jam sibuk pagi dan sore hari )
- Kecepatan kendaraan meningkat ( eningkat akibat pengendalian yg lebih baik )
- Tetapi Kondisi lingkungan keselamatan lalu lintas harus di jaga agar tidak memburuk.
PENYEBAB KEMACETAN DI KAWASAN PERKOTAAN :- Urbanisasi.
- Meningkatnya penghasilan masyarakat sehingga daya beli kendaraan bermotor meningkat.
- Kelompok kaya terkonsentasi di kota kota besar saja.
- Ruang jalan yang rendah dengan sistem jaringan yang tidak tepat.
- Tercampurnya berbagai jenis pengguna jalan pada suatu ruas jalan.
- Komposisi kendaraan yang beragam.
- Perencanaan yang tidak baik termasuk upaya - upaya pengembangan sistem angkutan umum.
BAGAIMANA JIKA MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS DENGAN MENAMBAH JALAN?- Sangat mahal.
- Jalan baru akan membangkitkan tambah kendaraan bermotor.
- Semakin bertambahnya jalan akan menyebabkan berkurangnya moda – moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.
- Akibat : Pengembangan Manajemen Lalu Lintas termasuk upaya – upaya street management dan demand management merupakan upya – upaya terbaik.
RANCANGAN DASAR MANAJEMEN LALULINTAS :- Dasar Manajemen Lalu Lintas : Rambu dan Marka terpasang dengan baik
- Tetapkan dan proteksi hirarki jalan pada kawasan Manajemen Lalu Lintas yang di kembangkan.
- Lakukan manajemen ruang jalan ( street management ) sebagai langkah awal manajemen lalu lintas. Pisahkan arus lalu lintas menerus dan lokal.
- Lakukan prioritas terhadap angkutan umum.
- Kaitkan Manajemen Lalu Lintas dengan UTC ( Urban Traffic Control )
- Perkenalkan pembatasan lalu lintas ( demand manajemen )
- Ingat : Pejalan kaki juga merupakan bagian dari manajemen lalu lintas. Sebelum memberikan tempat untuk pergerakan memberikan tempat untuk pergerakan kendaraam bermotor fasilitas pejalan kaki harus diberikan terlebih dahulu.
DASAR - DASAR TEKNIK MANAJEMEN LALU LINTAS :- Rambu lalu lintas ( memperlihatkan aturan – aturan dan mengarahkan tujuan perjalanan ( directional sign )
- Marka jalan dan pembatasan fisik ( untuk kanalisasi dan penetapan lajur - lajur pergerakan lalu lintas.
- Konsisten didalam rancangan geometrik
- Rasionalisasi simpang ( untuk mengurangi jumlah konflik lalu lintas )
- Pengendalian parkir ( khususnya on-street parking ). Pembatasan secara fisik dan dengan tarif yang tinggi merupakan bagian dari kekang lalu lintas ( traffic restraint )
- Penetapan batas maksimum kecepatan kendaraan.
Metode kerja pemasangan keramik
Pekerjaan pemasangan keramik dilaksanakan untuk memberikan keindahan pada lantai, dinding maupun struktur gedung lainya. Pekerjaan keramik membutuhkan metode kerja yang tepat serta pelaksanaan yang teliti sehingga dapat di hasilkan pekerjaan dengan kualitas yang baik.
Metode kerja pemasangan keramik adalah sebagai berikut:
syarat pekerjaan keramik yang baik diantaranya adalah:
Metode kerja pemasangan keramik adalah sebagai berikut:
- Pada saat membeli keramik dari suplier atau toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik yang sewarna, karena meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakaranya berbeda akan menyebabkan perbedaan warna, hal ini akan mempengaruhi hasil keindahan pasangan keramik.
- Keramik mempunyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW2, KW3. KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW2 kemudian KW3.
- Untuk keramik jenis tertentu sebaiknya direndam dahulu sampai basah jenuh, sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak menyerap air semen.
- Menyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak terjadi bongkar pasang.
- Mengukur ruangan yang akan dipasang keramik
- Membuat gambar kerja pemasangan keramik berdasarkan hasil pengukuran sehingga dapat di tentukan lebar rencana potongan las-lasan pada pinggir ruangan ( untuk hasil yang indah maka lebar las – lasan tidak boleh melebihi ½ lebar keramik utuh).
- Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
- Membuat kepalaan keramik berdasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat.
- Memasang keramik.
- Memasang nut keramik.
syarat pekerjaan keramik yang baik diantaranya adalah:
- Pasangan keramik tidak bergelombang
- Letak aksesoris sanitair, seperti kran , wastafel berada pada tengah nut keramik
- Lebar las lasan atau potongan keramik pada daerah pinggir maksimal adalah ½ lebar badan keramik utuh.
- jarak nut keramik sama, lurus , dan sejajar
- Spesi keramik terisi penuh, untuk mengujinya dapat dengan ketukan, pada keramik dengan spesi kosong akan berbunyi nyaring.
- nut keramik dinding menyambung dengan nut keramik lantai
- perempatan nut keramik rapi
Hidrologi ( siklus air )
Hidrologi Siklus air adalah Air laut menguap menjadi awan kemudian awan menurunkan air hujan sehingga meresap kedalam tanah dan mengalir ka laut lagi untuk menguap menjadi awan
cara waterproofing beton
waterprofing beton dilaksanakan pada beton dengan pada daerah yang berhubungan dengan air misal atap beton, lantai toilet, bak beton dll.
untuk melakukan pekerjaan waterprofing terdapat berbagai macam cara, salah satunya adalah sebagai berikut:
Persiapan Bahan waterprofing
1. Bahan untuk water proofing dipilih yang berkualitas bagus dan tidak mudah rusak atau bocor -karena akan menyulitkan pada saat perawatan
2. Bahan diperiksa kalengnya/ kemasannya, harus dalam keadaan baik
3. Aduk yang benar hingga campuran waterproofing merata
4. Pada saat pelaksanaan, bahan diambil secukupnya dengan kaleng kecil agar berpindah – pindah -dengan mudah pada saat pelaburan
5. Bila digunakan sprayer, maka bahan dimaksudkan dalam tangki sprayer
6. Kebutuhan bahan 1 kg/m2 atau sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.
Pelapisan Waterproofing
Setelah permukaan beton rata dan bersih dari debu, maka pelaksanaan pelapisan waterproofing dapat dimulai
1. Bila pakai kuas maka waterproofing langsung disapukan kepada permukaan beton yang telah -bersih
2. Sapukan waterproofing secara merata sehingga semua permukaan terlabur
3. Bila pakai sprayer, maka bahan yang sudah siap dalam tangki sprayer, disemprotkan secara -merata kepermukaan beton
4. Selama belum kering hindari daerah pelapisan dari injakan
5. Sesuai spesifikasi jenis bahan waterproofing yang dipakai pelapisan diulangi sekali lagi (2 lapis) -untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik
untuk melakukan pekerjaan waterprofing terdapat berbagai macam cara, salah satunya adalah sebagai berikut:
Persiapan Bahan waterprofing
1. Bahan untuk water proofing dipilih yang berkualitas bagus dan tidak mudah rusak atau bocor -karena akan menyulitkan pada saat perawatan
2. Bahan diperiksa kalengnya/ kemasannya, harus dalam keadaan baik
3. Aduk yang benar hingga campuran waterproofing merata
4. Pada saat pelaksanaan, bahan diambil secukupnya dengan kaleng kecil agar berpindah – pindah -dengan mudah pada saat pelaburan
5. Bila digunakan sprayer, maka bahan dimaksudkan dalam tangki sprayer
6. Kebutuhan bahan 1 kg/m2 atau sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.
Pelapisan Waterproofing
Setelah permukaan beton rata dan bersih dari debu, maka pelaksanaan pelapisan waterproofing dapat dimulai
1. Bila pakai kuas maka waterproofing langsung disapukan kepada permukaan beton yang telah -bersih
2. Sapukan waterproofing secara merata sehingga semua permukaan terlabur
3. Bila pakai sprayer, maka bahan yang sudah siap dalam tangki sprayer, disemprotkan secara -merata kepermukaan beton
4. Selama belum kering hindari daerah pelapisan dari injakan
5. Sesuai spesifikasi jenis bahan waterproofing yang dipakai pelapisan diulangi sekali lagi (2 lapis) -untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik
Langganan:
Postingan (Atom)